BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Depresi adalah suatu kondisi yang
lebih dari suatu keadaan sedih, bila kondisi depresi seseorang sampai
menyebabkan terganggunya aktivitas social sehari-harinya maka hal itu disebut sebagai
suatu gangguan depresi. Beberapagejala gangguan depresi adalah perasaan sedih,
rasa lelah yang berlebihan setelahaktivitas rutin yang biasa, hilang minat dan
semangat, malas beraktivitas, dangangguan pola tidur. Depresi merupakan salah
satu penyebab utama kejadian bunuh
diri.
Seseorang
dikatakan depresi apabila aktifitas fisiknya menurun, berpikir sangat lamban
dan diikuti oleh perubahan suasana hati. Sesorang yang mengalami depresi
memiliki pemikiran yang negatif terhadap dirinya sendiri, terhadap masa depan,
dan ingatan mereka menjadi lemah, serta kesulitan dalam mengambil keputusan.
Depresi
merupakan gangguan psikis yang dapat menurunkan alam kesadaran seseorang,
sehingga seseorang yang terkena depresi akan terganggu aktifitasnya. Ada banyak
pengertian tentang arti depresi, Depresi adalah penyakit suasana hati. Penyakit
dari sekitar kesedihan atau duka cita. “Depresi adalah gangguan mood, kondisi
emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir,
berperasaan dan berperilaku) seseorang. Pada umumnya mood yang secara dominan
muncul adalah perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan”
Depresi
merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia baik fungsi psikis mupun fungsi
fisik, yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya,
termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotorik, konsentrasi,
anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tak berdaya, serta gagasan bunuh diri.
Depresi
tidak hanya menggambarkan suasana hati, tetapi juga meliputi perubahan dalam
pemikiran, perilaku, dan biologis kita. Jika hal tersebut dibiarkan maka akan
sangat berbahaya karena akan mempengaruhi keseimbangan hubungan diri kita
dengan lingkungan. Depresi dapat menurunkan fungsi kognitif, emosi dan
produktifitas pada individu.
B.
Rumusan Masalah
Bagaimana aplikasi asuhan keperawatan pada klien dengan masalah
keperawatan utama Depresi?
C. Tujuan
Dapat mengetahui pengertian, jenis dan tingkatan,
penyebab, gejala, factor-faktor yang mempengaruhi, dampak dan asuhan
keperawatan dengan masalah keperawatan utama depresi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DEPRESI
- Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang
ditandai dengan kemurungan dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan
sehingga hilangnya kegairahan hidup. (Hawari, 2001, hal.19)
- Depresi adalah suatu mood sedih (disforia) yang
berlangsung lebih dari empat minggu, yang disertai prilaku seperti
perubahan tidur, gangguan konsentrasi, iritabilitas, sangat cemas, kurang
bersemangat, sering menangis, waspada berlebihan, pesimis, merasa tidak
berharga, dan mengantisipasi kegagalan. (DSM-IV-TR,2000 dalam Videbeck,
2008, hal.388)
- Depresi adalah suatu gangguan alam perasaan yang
ditandai dengan perasaan sedih dan berduka yang berlebihan dan
berkepanjangan. (Purwaningsih, 2009, hal. 130)
- Depresi adalah keadaan emosional yang ditunjukkan
dengan kesedihan, berkecil hati, perasaan bersalah,penurunan harga diri,
ketidakberdayaan dan keputusasaan. (Isaacs, 2004, hal. 121)
Depresi merupakan gangguan psikis
yang dapat menurunkan alam kesadaran seseorang, sehingga seseorang yang terkena
depresi akan terganggu aktifitasnya. Ada banyak pengertian tentang arti
depresi, Depresi adalah penyakit suasana hati. Penyakit dari sekitar kesedihan
atau duka cita. “Depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan
yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku)
seseorang. Pada umumnya mood yang secara dominan muncul adalah perasaan tidak
berdaya dan kehilangan harapan”
Depresi merupakan satu masa
terganggunya fungsi manusia baik fungsi psikis mupun fungsi fisik, yang
berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk
perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotorik, konsentrasi,
anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tak berdaya, serta gagasan bunuh
diri.(ilmu kedokteran jiwa darurat halm 227)
Depresi tidak hanya menggambarkan
suasana hati, tetapi juga meliputi perubahan dalam pemikiran, perilaku, dan
biologis kita. Jika hal tersebut dibiarkan maka akan sangat berbahaya karena
akan mempengaruhi keseimbangan hubungan diri kita dengan lingkungan. Depresi
dapat menurunkan fungsi kognitif, emosi dan produktifitas pada individu.
B. JENIS DAN TINGKATAN DEPRESI
Pembagian depresi dimaksudkan untuk
mempermudah dalam mengambil tindakan perawatan dan pengobatan. Ada tiga
tingkatan dalam depresi antara lain :
1.
Depresi
Sesaat
Depresi sesaat terjadi karena kita
bereaksi terhadap keadaan yang teradi, misalnya path hati. Depresi ini
terbilang tingkat ringan karena kemudian bisa hilang begitu kondisi tak
menyenangkan dilalui. Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mengatasi depresi
ini, karena jika kita menemukan sesuatu yang baru maka depresi ini akan hilang
dengan sendirinya.
2. Depresi Neurotik
Penyembuhan depresi ini memakan
waktu bertahun dan lebih sering ditemukan di antara orang-orang yang tidak
menikah, pengguna narkoba dan alkoholik. Dari sana menunjukkan bahwa kasus
depresi bisa terjadi pada orang segala usia. Tidak hanya orang dewasa tetapi
juga pada orang yang sangat tua maupun anak
3.
Depresi Berat
Pada orang yang terkena gangguan
depresi neurotik, sekitar 40 persen menjadi depresi berat. Tingkat depresi
berat itu adalah yang paling parah karena sebagian menjadi gila dan mendapat
perawatan rumah sakit. Biasanya kerja mulai terganggu atau tidak bisa bekerja.
Sedangkan depresi neurotik, biasanya diri sendiri merasa terganggu tetapi dari
luar belum kentara terganggu kualitasnya. Terganggu pada pekerjaan tetapi masih
bisa berjalan. Pada tingkatan depresi berat penderita harus selalu mendapatkan
perawatan yang intensif baik dari segi medis maupun melalui psikiater.
C.
PENYEBAB
DEPRESI
Pada intinya, depresi merupakan
suatu kondisi di mana alam perasaan seseorang itu turun ke posisi yang
terendah. Sekalipun penyebab persis depresi tidak diketahui, tetapi bisa diduga
faktor-faktor yang mendukung terjadinya depresi
Macam-macam penyebab depresi :
·
Mengalami
kekecewaan yang berat dalam hidupnya
·
Tidak
berhasil mencapai suatu keinginan
·
Kehilangan
orang yang paling dicintai
·
Tuntutan
terhadap anak
·
Pertengkaran
hebat antar pasangan
·
Derita
penyakit berkepanjangan
·
Masalah
keuangan
·
Persaingan
karier
·
Rendahnya
harga diri
·
Kesulitan
menjalin hubungan dengan pasangan dan relasi
·
Gangguan
hormonal
Sebab-sebab depresi di atas
merupakan penyebab depresi yang terjadi karena hubungan soial penderita.
Beberapa obat yang dipakai untuk mengobati HIV dapat menyebabkan atau
memperburuk depresi, terutama efavirenz. Ada beberapa penyakit misalnya anemia
atau diabetes yang dapat menyebabkan gejala serupa dengan depresi, begitu juga
dengan penggunaan narkoba atau alkohol, serta testosteron, vitamin B6 atau
vitamin B12 yang rendah.
D. GEJALA DEPRESI
Pasien
depresi tidak selalu mengeluh adanya sedih. Mereka mungkin mudah tersinggung
dan banyak keluhan fisik. Gejala deperesi berbeda-beda tergantung pada pasien
yang bersangkutan. Kebanyakan dokter mencurigai depresi bila pasien melaporkan
bahwa dia merasa sedih atau kehilangan gairah untuk kegiatan sehari-hari.
Kemungkinan kita mengalami depresi bila perasaan ini tetap berlanjut selama dua
minggu atau lebih.
Sebelum
kita menjelajah lebih jauh untuk mengenali gejala depresi, ada baiknya jika
kita mengenal apakah artinya gejala. Gejala merupakan sekumpulan peristiwa,
perilaku atau perasaan yang sering (namun tidak selalu) muncul pada waktu
bersamaan. Gejala depresi merupakan kumpulan dari perilaku dan perasaan yang
secara spesifik dan mempengaruhi fisik maupun psikis seseorang, serta dapat
dikelompokkan sebagai depresi[1]. Namun yang perlu diingat, setiap
orang mempunyai perbedaan yang mendasar, yang memungkinkan suatu peristiwa atau
perilaku dihadapi secara berbeda dan memunculkan reaksi yang berbeda antara
satu orang dengan yang lain. Individu yang terkena depresi pada umumnya
menunjukkan gejala psikis, gejala fisik dan sosial yang khas, seperti murung,
sedih berkepanjangan, sensitif, mudah marah dan tersinggung, hilang semangat
kerja, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya konsentrasi dan menurunnya daya
tahan. Gejala-gejala depresi dapat dikelompokkan menjadi tiga gejala yaitu
gejala dari segi fisik, psikis, dan sosial. Untuk lebih jelasnya, kita lihat
uraian di bawah ini:
·
GEJALA
FISIK
Menurut para ahli, gejala depresi
yang kelihatan secara fisik mempunyai rentangan dan variasi yang luas sesuai
dengan berat ringannya depresi yang dialami. Namun secara garis besar ada
beberapa gejala fisik umum yang mudah untuk dideteksi. Gejala-gejala tersebut
antara lain :
§ Gangguan pola tidur, baik
mengalami kesulitan untuk tidur, terlalu sedikit maupun terlalu banyak
§ Perubahan perilaku, pada
umumnya, orang yang mengalami depresi menunjukkan perilaku yang pasif, suka
pada kegiatan yang tidak melibatkan orang lain seperti nonton TV, makan, tidur
§ Aktivitas menurun, dan mudah
capek. Orang yang terkena depresi akan kehilangan sebagian atau seluruh
motivasi kerjanya. Sebabnya, ia tidak lagi bisa menikmati dan merasakan
kepuasan atas apa yang dilakukannya. Ia sudah kehilangan minat dan motivasi
untuk melakukan kegiatan seperti semula. Oleh karena itu, keharusan untuk tetap
beraktifitas membuat penderita semakin kehilangan energi karena energi yang ada
sudah banyak terpakai untuk mempertahankan diri agar tetap dapat berfungsi
seperti biasanya. Penderita mudah sekali lelah, capek padahal belum melakukan
aktifitas yang berarti
§ Semangat kerja menurun,
tidak konsentrasi terhadap pekerjaan. Penyebabnya jelas orang yang
terkena depresi akan sulit memfokuskan perhatian atau pikiran pada suatu hal,
atau pekerjaan. Sehingga, mereka juga akan sulit memfokuskan energi pada
hal-hal prioritas. Kebanyakan yang dilakukan justru hal-hal yang tidak efesien
dan tidak berguna, seperti misalnya ngemil, melamun, merokok terus-menerus,
sering menelepon yang tidak perlu. Yang jelas, orang yang terkena depresi akan
terlihat dari metode kerjanya kurang terstruktur, sistematika kerjanya jadi
kacau atau kerjanya jadi lamban
§ Nafsu makan berkurang dan
kehilangan berat badan
·
GEJALA
PSIKIS
gejala psikis adalah segala sesuatu
yang menyangkut emosi dan tingkah laku seseorang, seseorang yang mengalami
depresi akan mengalami perubahan tingkah laku dan watak yang mencolok sekali.
Berikut adalah gejala-gejala psikis yang dapat dialami oleh para penderita
depresi.
§ Kehilangan rasa percaya
diri. Penyebabnya, orang yang mengalami depresi cenderung memandang segala
sesuatu dari sisi negatif, termasuk menilai diri sendiri. Pasti mereka senang
sekali membandingkan dirinya dengan orang lain. Orang lain dinilai lebih
sukses, pandai, beruntung, kaya, lebih berpendidikan, lebih berpengalaman,
lebih diperhatikan oleh atasan, dan pikiran negatif lainnya
§ Sensitif. Orang yang
mengalami depresi senang sekali mengkaitkan segala sesuatu dengan dirinya.
Perasaannya sensitif sekali, sehingga sering peristiwa yang netral dipandang
dari sudut pandang yang berbeda oleh penderita, bahkan disalahartikan.
Akibatnya, mereka penderita mudah marah, mudah tersinggung, perasa, curiga akan
maksud orang lain (yang sebenarnya tidak ada apa-apa), mudah sedih, murung, dan
lebih suka menyendiri.
§ Merasa diri tidak berguna.
Perasaan tidak berguna ini muncul karena mereka merasa menjadi orang yang gagal
terutama di bidang atau lingkungan yang seharusnya penderita kuasai. Misalnya,
seorang manajer mengalami depresi karena ia dimutasikan ke bagian lain. Dalam
persepsinya, permutasian itu disebabkan ketidakmampuannya dalam bekerja dan
pimpinan menilai dirinya tidak cukup memberikan kontribusi sesuai dengan yang
diharapkan.
§ Perasaan bersalah. Perasaan
bersalah kadang timbul dalam pemikiran orang yang mengalami depresi. Mereka
memandang suatu kejadian yang menimpa dirinya sebagai suatu hukuman atau akibat
dari kegagalan mereka melaksanakan tanggung jawab yang seharusnya dikerjakan.
Banyak pula yang merasa dirinya menjadi beban bagi orang lain dan menyalahkan
diri mereka atas situasi tersebutr.
§ Perasaan terbebani. Banyak
orang menyalahkan orang lain atas kesusahan yang dialaminya. Mereka merasa
terbeban berat karena merasa terlalu dibebani tanggung jawab yang berat.
·
GEJALA
SOSIAL
Masalah depresi yang berawal dari
diri sendiri pada akhirnya mempengaruhi lingkungan dan pekerjaan (atau
aktivitas rutin lainnya). Lingkungan tentu akan bereaksi terhadap perilaku
orang yang depresi tersebut yang pada umunya negatif (mudah marah, tersinggung,
menyendiri, sensitif, mudah letih, mudah sakit). Problem sosial yang terjadi
biasanya berkisar pada masalah interaksi dengan rekan kerja, atasan atau
bawahan. Masalah ini tidak hanya berbentuk konflik, namun masalah lainnya juga
seperti perasaan minder, malu, cemas jika berada di antara kelompok dan merasa
tidak nyaman untuk berkomunikasi secara normal. Mereka merasa tidak mampu untuk
bersikap terbuka dan secara aktif menjalin hubungan dengan lingkungan sekalipun
ada kesempatan.
Menurut dr. Hubertus gejala depresi
dibagi menjadi 2 yaitu :
Gejal Major Depression :
1.
Gelisah dan sedih
2.
Pesimis
3. Tak
berguna, tidak percaya diri
4.
kehilangan minat pada aktivitas yang menyenangkan termasuk seks
5. tak
bersemangat dan lamban
6.
sulit konsentrasi
7.
sulit mengambil keputusan putus asa
8.
sulit tidur atau terlalu banyak tidur
9.
putus asa
10. kehilangan selerea makan
atau makan jadi berlebihan
11. berpikir tentang atau
ingin bunuh diri
12. mudah tersinggung
13. merasa sakit kepala atau
penyakit lain tak bisa sembuh seketika
Gejala Maniac-Depressive Illnes :
1.
Gembira berlebihan dan tidak normal
2.
Mudah tersinggung yang tidak lazim
3.
Kebutuhan tidur menurun drastis
4.
Bicara muluk tentang dirinya
5.
Bicara berlebihan
6.
Hasrat seksual meningkat pesat
7.
Perilaku sosial menyimpang
8.
Sulit berpikir jernih
E.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA DEPRESI
Ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi seseorang lebih berisiko terkena depresi, faktor tersebut antara
lain :
1. Jenis Kelamin
Pada pengamatan yang hampir
universal, terlepas dari kultur negara, terdapat prevalensi gangguan depresi
berat yang dua kali lebih besar pada wanita dibandingkan laki-laki. Walaupun
alasn adanya perbedaan tersebut tidak diketahui, penelitian telah jelas
menunjukkan bahwa perbedaan di dalam masyarakat barat tidak semata-mata karena
praktek diagnostik yang secara sosial mengalami bias(sinopsis psikiatri halm
779)
2.
Usia
Rata-rata usia onset untuk gangguan
depresif berat adalah kira-kira 40 tahun, 50 persen dari semua pasien mempunyai
onset antara usia 20 dan 30 tahun. Gangguan depresif berat juga mungkin
memiliki onset selama masa anak-anak atau pada lanjut usia, walaupun hal
tersebut jarang terjadi. Beberapa data epidemiologis baru-baru ini menyatakan
bahwa insidensi gangguan depresif berat mungkin meningkat pada orang-orang yang
berusia kurang dari 20 tahun. Karena pada usia tersebut masalah hidup lebih
berat Jika pengamatan tersebut benar, hal tersebut mungkin berhubungan dengan
meningkatnya penggunaan alkohol dan zat lain pada kelompok usia tersebut.
3.
Status
Perkawinan
Pada umumnya, gangguan depresif
berat terjadi paling sering pada orang yang tidak memiliki hubungan
interpersonal yang erat atau yang bercerai atau berpisah. Hal ini mungkin
karena penderita tidak mempunyai tempat maupun orang untuk menceritakan atau
berbagi masalah yang dialami dalam kehidupannya
4.
Pertimbangan
Sosioekonomi dan Kultural
Tidak ditemukan adanya korelasi
antara status sosioekonomi dan gangguan depresif berat. Depresi mungkin
lebih sering di daerah pedesaan daripada di daerah perkotaan. Untuk depresi
sesaat ekonomi sangat berpengaruhmisalnya kenaikan harga BBM dapat menyebabkan
depresi, karena hal tersebut sangat memberatkan apalagi untuk golongan ekonomi
ke bawah. Tetapi depresi ini akan hilang dengan sendirinya dalam jangk waktu tertentu.
Dalam kasus ini jika harga BBM kembali turun maka depresi tersebut akan hilang.
F.
DAMPAK
DEPRESI
Depresi
tidak hanya menyerang psikis seseorang, tetapi juga dapat menimbulkan efek-efek
lain bagi tubuh yang secara langsung dapat mengganggu aktifitas dan kesehatan
penderita. Efek paling berat paling dirasakan pada orang yang mengalami depresi
berat, karena pada tingkatan depresi ini sebagian besar harus mendapatkan
perawatan di rumah sakit jiwa. Lingkungan rumah sakit maupun efek obat untuk
terapi tentu akan berpengaruh secara langsung terhadap fisik pasien depresi di
rumah sakit. Ada berbagai macam dampak depresi dari yang paling ringan hingga
yang sangat berat bahkan menimbulkan kematian. Dampak-dampak tersebut antara
lain :
Depresi
biasanya akan disertai dengan penyakit fisik, seperti asma, jantung koroner,
sakit kepala dan maag
Menurut
seorang ahli yang juga penulis buku, yaitu Philip Rice, depesi akan
meningkatkan resiko seseorang terserang penyakit karena kondisi depresi
cenderung meningkatkan sirkulasi adrenalin dan kortisol sehingga menurunkan
tingkat kekebalan tubuhnya. Jika sistem kekebalan tubuh menjadi lemah maka
penyakit akan mudah untuk menyerang penderita depresi
Penyakit
mudah hinggap karena orang yang terkena depresi sering kehilangan nafsu makan,
kebiasaan makannya jadi berubah (terlalu banyak makan atau sulit makan), kurang
berolah raga, mudah lelah dan sulit tidur
Selain
penurunan daya tahan tubuh, depresi dipandang berbahaya bagi kesehatan psikis
dan fisik karena bisa menyebabkan penurunan fungsi kognitif, emosi dan
produktifitas dalam pekerjaan.
Dampak
depresi tidak hanya akan mempengaruhi diri sendiri penderita tersebut tapi juga
akan berdampak bagi “lingkungan” sekitarnya. Yang dimaksud dengan lingkungan di
sini adalah orang lain di sekitar penderita. Seperti halnya jika kita terserang
flu, maka seluruh tubuh kita merasa lemas dan tidak enak . bukan hanya
itu, orang lain yang ada disekitar kita juga berpotensi untuk tertular oleh
penyakit flu kita.
Menurut miner (1992), seorang
professor dari The State University di New York, di dalam konteks organisasi
situasi demikian dikenal dengan konsep the sick organization. Sebab, seorang
karyawan yang mengalami gangguan emosional seperti hanya depresi, akan membawa
implikasi tidak hanya pada kinerja dan kepuasan kerjanya sendiri melainkan juga
pada kinerja dan atmosphere organisasi[2] (http://www.e-psikologi.com/masalah/index.htm) halm1
Ada pula dimana depresi tidak
menyebabkan penyakit, tetapi justru penyakit yang tak kunjung sembuh yang
akhirnya menyebabka depresi sehingga akan memperparah penyakit tersebut. Contoh
kasus adalah depresi yang dialami penderita kanker, asma, sakit punggung yang
biasanya berlangsung bertahun-tahun
Perawatan
Depresi
Depresi sebenarnya mudah untuk
disembuhkan kecuali pada depresi berat. Pada tingkatan depresi ini diperlukan
terapi pengobatan yang agak sulit. Karena depresi berat sudh mengarah pada
ganggan kejiwaan. Kebanyakan orang kawatir dengan dampak pengobatan
antidepresan yang apabiladignakan dalam secara terus meners dan dalam jangka
waktu yang lama akan dapat mempengaruhi kerja otak. Rata-rata dua dari tiga penderita
depresi bisa disembuhkan, pada tingkat tertentu, yaitu pada tingkatan depresi
sesaat dan neurologis. Sedangkan pada depresi berat diperlukan pemberian
antidepresan. Untuk itu pengobatan depresi ditempuh melalui dua jalan yaitu
perawatan secara psikis dan perawatan secara medis.
Perawatan secara psikis adalah cara
perawatan untuk memperbaiki psikis penderita, perawatan ini lebih menekankan
pada terapi yang kontinu dalam meningkatkan percaya diri dan mengurangi
faham-faham negatif penderita depresi terhadap dirinya dan orang lain.
Perawatan medis adalah perawatan depresi yang menggunakan terapi obat dan lebih
menonjolkan pada terapi medis yang umumnya dilaksanakan dirumah sakit jiwa.
Perawatan ini lebih cenderung ditujukan pada penderita depresif berat,
walaupun pada depresif neurologis juga membutuhkan terapi ini, tetapi
persentasenya lebih kecil dibandingkan dengan depresi berat dalam pemberian
terapi ini.
Cara-cara perawatan depresi adalah
sebagai berikut :
Ø Terapi Psikis
Terapi psikis umumnya tidak
memerlukan seorang psikiater tapi lebih cenderung pada menerapkan disiplin diri
dan mencari jalan keluar untuk menghadapi masalah yang menjadi sumber depresi
tersebut.
v Perhatian utama dalam menangani
masalah depresi adalah adanya komitmen dan persistensi untuk menyelesaikannya.
Fokuskan perhatian pasien pda da hal tersebut agar keiinginannya untuk sembuh
meningkat. Sehingga pasien lebih kooperatif dan kita mudah untuk mengetahui
permasalahan pasien
v Banyak pasien depresi merasa
terkucil dan putus asa, ntuk itu diperlkan sikap kita yang lebih berteman.
Sehingga pasien tidak akan merasa kesepian dan dengan leluasa dapat mencurahkan
segala permasalahan hidupnya.
v Beritahu pasien bahwa depresi itu
umum terjadi, sehingga pasien tidak merasa terkucilkan lagi
v Bantulah pasien untuk menemukan
stressor atau masalah utama yang dihadapi sehingga mengakibatkan depresi.
Stressor dapat berupa individu, kelompok, maupun lingkungan. Dengan menemukan
stressor dapat mengurangi perasaan dosa dan rendah diri pasien
v Tekankan pada pasien bahwa depresi
merupakan suatu penyakit, seperti juga hipertensi yang membutuhkan pengobatan
medik
v Perbaiki segala macam anggapan dan
ambivalensi pasien. Berikan penjelasan bila terdapat ambivalensi sehingga
pasien ragu untuk mencari pengobatan. Anggapan yang beredar di masyarakat
biasanya orang yang pergi ke psikiateradalah orang gila.
v Hindari bualan atau harpan yang
kosong
v Memperbaiki hubungan interpersonal.
Apabila pasien memiliki hubungan dengan seseorang yang suka menganiaya atau
hubungan dengan seseorang yang selalu mencela pasien, sulit bagi pasien untuk
sembuh dari depresi
v Terapi dari pasangan dan terapi
keluarga bisa membantu mengatasi depresi, hampir setiap komunitas terdekat
memiliki program untuk membantu pasien. Termasuk keluarga. Keluarga diharapkan
bisa membantu mengenali keluhan fisik akibat depresi, mengawasi kondisi pasien
dan memotivasi pasien untuk sembuh
v Memperbaiki hubungan dengan orang
terdekat dapat membantu memperoleh dukungan positif saat pasien berusaha
menyembuhkan depresi
v Penjadwalan aktifitas, hal ini
dimaksudkan agar pasien lebih meningkatkan aktifitasnya terutama aktifitas yang
menyenangkan. Untuk pengobatan depresi, sering kali menekankan pada
peningkatan jumlah aktifitas mingguan yang menyenngkan dan yang dapat menimbulkan
perasaan puas. Karena dengan hal itu pasien akan merasa lebih baik
Ø Terapi Obat
Depresi dapat diobati dengan
antidepresanObat untuk depresi, namun anti depresan dapat berinteraksi dengan
ARV. Anti depresan harus dipakai dalam pengawsan dokter yang mengetahui
mengenai ARV yang kita pakai. Ritonavir FOOt NOTE dan indinavir paling sering
beriteraksi dengan antidepresan.
Antidepresan yang paling sering
dipakai dalam mengobati depresi adalah SSRIFOOTNOTE. Efek samping obat golongan
ini dapat menyebabkn kehilangan nafsu seks, kehilangan nafsu makan, sakit
kepala, insomnia (sulit tidur), kelelahan, mual, diare, dan kegelisahan
Obat dari golongan trisiklik
menyebabkan lebih banyak efek samping daripada SSRI. Obat dari golongan ini
dapat menyebabkan sedasi FOOTNOTE, sembelit, dan denyut jantung tidak teratur.
Pengobatan depresi ringan dapat
disesuaikan dengan gejala-gejala yang timbul. Misalnya susah tidur dan
kehilangan nafsu makan dapat diberikan obat penambah nafsu makan atau obat
tidur.
Terapi antidepresi yang pasti adalah
dengan obat atau kejang listrik (ECT) membutuhkan beberapa minggu atau lebih
lama. Informasi penting untuk menentukan tindakan pengobatan adalah : apakah
pasien psikotik?, apakah pasien telah minum obat atau alkohol?, adakah gangguan
medik yang ditemukan?. Jika kita telah mengetahui masing-masing informasi
tentang hal diatas, maka tindakan pengobatan selanjutnya akan lebih aman,
mengingat antidepresan sangat mudah bereaksi dengan obat lain.
Berikut ini adalah terapi obat
dengan antidepresan :
a. Bila pasien mengidap gangguan
organik, dapat diatasi dengan benzodiazepine seperti lorazem (ativan) 1-2 mg
per oral atau 1M, alprazolam (xanax) 0,5-1 mg per oral, atau oksazepam (serax)
10-30 mg per oral, semua diberikan tiap 4 jam dan seperlunya
b. Bila gejala psikotik timbul,
benzodiazepine dapat digunkan, tetapi antipsikotika perlu dipertimbangkan.
Contuh haloperidol (haldol) 2-5 mg per oral atau 1M, flufenazin (prolixin,
anatensol) 2-5 mg per oral atau 1M, atau tiotiksen (navane) 2-5 mg per oral
atau 1M. semua diberikan tiap 4 jam seperlunya
G.
PENCEGAHAN DEPRESI
Depresi memang dapat diobati namun
depresi juga dapat dicegah, ingat mencegah lebih baik daripada mengobati.
Berikut adalah cara mencegah depresi :
a)
Usahakan
untuk selalu punya seseorang yang dekat untuk bercurah hati. Jangan pernah
untuk menyimpan sendiri beban hidup kita. Karena hal ini dapat memperburuk
depresi yang sdah dialami mapun dapat mengakibatkan depresi
b)
Berpartisipasi
dalam suatu kegiatan yang dapat membuat diri lebih baik, hal ini dapat mengalihkan
perhatian kita terhadap masalah yang sedang kita hadapi. Ingat kita bkan lari
dari masalah tetapi labih cenderung menyegarkn pikiran kita sehingga kita lebih
siap untuk menghadapinya lagi nanti.
c)
Berpikir
realistis, jangan terlalu menghayal dan berimajinasi. Hilangkan kata
“seandainya saya…” dalam hidup kita
d)
Melakukan
olahraga, aktif dalam kelompok agama dan sosial, kegiatan tersebut membuat kita
lebih jarang melamun
e)
Mengubah
suasana hati, Usahakan untuk selalu membuat suasan hati kita gembira karena hal
tersebut dapat menghindarkan diri dari menyalahkan diri sendiri
f)
Jangan
banyak berpengharapan
g)
Berpikir
positif
h)
Lapang hati dan sabar dalam mengadapi segala cobaan hidup
dapat menjauhkan diri kita dari depresi.
·
POHON
MASALAH
MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI
• Gangguan alam
perasaan: depresi
• Data subyektif:
Tidak mampu mengutarakan pendapat dan malas
berbicara.Sering mengemukakan keluhan somatic seperti ; nyeri abdomen dan dada,
anoreksia, sakit punggung,pusing. Merasa dirinya sudah tidak berguna lagi,
tidak berarti, tidak ada tujuan hidup, merasa putus asa dan cenderung bunuh
diri. Pasien mudah tersinggung dan ketidakmampuan untuk konsentrasi.
• Data obyektif:
Gerakan tubuh yang terhambat, tubuh yang melengkung dan
bila duduk dengan sikap yang merosot, ekspresi wajah murung, gaya jalan yang
lambat dengan langkah yang diseret.Kadang-kadang dapat terjadi stupor. Pasien
tampak malas, lelah, tidak ada nafsu makan, sukar tidur dan sering menangis.
Proses berpikir terlambat, seolah-olah pikirannya kosong, konsentrasi terganggu,
tidak mempunyai minat, tidak dapat berpikir, tidak mempunyai daya khayal Pada
pasien psikosa depresif terdapat perasaan bersalah yang mendalam, tidak masuk
akal (irasional), waham dosa, depersonalisasi dan halusinasi. Kadang-kadang
pasien suka menunjukkan sikap bermusuhan (hostility), mudah tersinggung
(irritable) dan tidak suka diganggu. Pada pasien depresi juga mengalami kebersihan
diri kurang dan keterbelakangan psikomotor.
• Koping maladaptif
DS : Menyatakan putus asa
dan tak berdaya, tidak bahagia, tak ada harapan.
• DO : Nampak
sedih, mudah marah, gelisah, tidak dapat mengontrol impuls.
Mekanisme koping yang
digunakan adalah denial dan supresi yang berlebihan .
·
DIAGNOSA KEPERAWATAN
•
Resiko mencederai diri berhubungan dengan depresi.
•
Gangguan lam perasaan: depresi berhubungan dengan koping maladaptif.
·
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
•
Tujuan umum: Klien tidak mencederai diri.
•
Tujuan khusus
Ø
Klien dapat membina
hubungan saling percaya
Tindakan:
•
Perkenalkan diri dengan klien dengan cara menyapa klien dengan ramah, baik
verbal dan non verbal, selalu kontak mata selama interaksi dan perhatikan
kebutuhan dasar klien.
•
Lakukan interaksi dengan pasien sesering mungkin dengan sikap empati
•
Dengarkan pemyataan pasien dengan sikap sabar empati dan lebih banyak memakai
bahasa non verbal. Misalnya: memberikan sentuhan, anggukan.
•
Perhatikan pembicaraan pasien serta beri respons sesuai dengan keinginannya
•
Bicara dengan nada suara yang rendah, jelas, singkat, sederhana dan mudah
dimengerti
•
Terima pasien apa adanya tanpa membandingkan dengan orang lain.
Ø
Klien dapat
menggunakan koping adaptif
•
Beri dorongan untuk mengungkapkan perasaannya dan mengatakan bahwa perawat
memahami apa yang dirasakan pasien.
•
Tanyakan kepada pasien cara yang biasa dilakukan mengatasi perasaan
sedih/menyakitkan
•
Diskusikan dengan pasien manfaat dari koping yang biasa digunakan
•
Bersama pasien mencari berbagai alternatif koping.
•
Beri dorongan kepada pasien untuk memilih koping yang paling tepat dan dapat
diterima
•
Beri dorongan kepada pasien untuk mencoba koping yang telah dipilih
•
Anjurkan pasien untuk mencoba alternatif lain dalam menyelesaikan masalah.
Ø
Klien terlindung dari
perilaku mencederai diri
Tindakan:
• Pantau dengan seksama resiko bunuh diri/melukai
diri sendiri.
• Jauhkan dan simpan alat-alat yang dapat digunakan
olch pasien untuk mencederai dirinya/orang lain, ditempat yang aman dan
terkunci.
• Jauhkan bahan alat yang membahayakan pasien.
• Awasi dan tempatkan pasien di ruang yang mudah
dipantau oleh peramat/petugas.
Ø
Klien dapat
meningkatkan harga diri
Tindakan:
1)
Bantu untuk memahami bahwa
klien dapat mengatasi keputusasaannya.
2)
Kaji dan kerahkan
sumber-sumber internal individu.
3)
Bantu mengidentifikasi
sumber-sumber harapan (misal: hubungan antar sesama, k eyakinan, hal-hal untuk
diselesaikan).
Ø
Klien dapat
menggunakan dukungan sosial
Tindakan:
a.
Kaji dan manfaatkan
sumber-sumber ekstemal individu (orang-orang terdekat, tim pelayanan kesehatan,
kelompok pendukung, agama yang dianut).
b.
Kaji sistem pendukung
keyakinan (nilai, pengalaman masa lalu, aktivitas keagamaan, kepercayaan
agama).
c.
Lakukan rujukan sesuai
indikasi (misal : konseling pemuka agama).
Ø
Klien dapat
menggunakan obat dengan benar dan tepat
Tindakan:
a.
Diskusikan tentang obat
(nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum obat).
b.
Bantu menggunakan obat dengan
prinsip 5 benar (benar pasien, obat, dosis, cara, waktu).
c.
Anjurkan membicarakan efek
dan efek samping yang dirasakan.
d.
Beri reinforcement positif
bila menggunakan obat dengan benar
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN DEPRESI
PERTEMUAN I
Pertemmuan ke: I (TUK I)
1.
PROSES KEPERAWATAN
a.
Kondisi klien :
b.
Diagnosa keperawatan :
c.
Tujuan khusus :
klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
d.
Tindakan keperawatan :
1)
Beri salam setiap berinteraksi
2)
Perkenalkan nama, nama panggilan perwat, dan tujuan
berinteraksi
3)
Tanyakan dan panggil nama kesukaan pasien
4)
Tunjukkan sikap empati, jujur dan menepati janji
5)
Tanyakan peasaan klien dan masalah yang dihadapi
6)
Buat kontrak interaksi yang jelas
7)
Dengarkan ungkapan perasaan klien
II. PROSES TINDAKAN KEPERAWATAN
A. ORIENTASI
1. Salam
terupetik
Assalamu
Alaikum/selamat pagi, perkenalkan nama saya A, saya senangnya dipanggil A, Saya
mahasiswa Ners FIK UIN Alauddin, saya bertugas disini selama satu minggu mulai
jam 07.00 pagi sampai jam 02.00 siang, saya yang akan merawat anda pagi ini.
Nama anda siapa, senangnya dipanggil apa.
2.
Evaluasi/validasi
Apa yang terjadi di
rumah sampai ibu datang kemari ?
3.
Kontrak
1). Topik
Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang
kejadian di rumah , agar saya dapat
membantu mengatasinya
2) Waktu
Berapa lama kita bercakap-cakap,
bagaimana kalau 10 menit
3)
Tempat
Bagaimana kalau di ruangan ini.
4. Kerja
“
Dirumah anda tinggal dengan siapa”
“
Siapa yang paling dekat dengan anda”
“
Apa yang membuat anda dekat dengannya”
“
Bagus sekali, anda dapat menyebutkan yang membuat dekat dengan seseorang”
“
Dengan siapa anda tidak dekat”
“
Apa yang membuat anda tidak dekat”
“
Apa yang harus anda lakukan agar dekat dengan seseorang”
5.
Terminasi
1).
Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
a). Evaluasi subyektif
“ Bagaimana perasaan ibu setelah kita
bercakap-cakap tentang kejadian di rumah”
b). Evaluasi obyektif
Tersenyum menatap perawat
2.
Rencana lanjut klien
“
Baik, bagaimana kalau anda ingat-ingat kembali yang menyebabkan anda dekat
dengan seseorang dan siapa lagi kira-kira yang dekat dengan anda”
3.
Kontrak yang akan datang (topic, waktu, tempat)
“Bagaimana kalau nanti
kita bercakap-cakap tentang penyebab tidak ingin bergaul lain dan mendiskusikan akibat yang dirasakan
apabila tidak bergaul dengan orang lain”
“ Anda mau ketemu lagi jam berapa ?” “
Bagaimana kalau jam 10 nanti”
“
Anda mau bercakap-cakap di mana?” “ bagaimana kalau di sini lagi”
Pertemuan II: TUK II
Proses Keperawatan
A. Kondisi
Klien
B. Diagnose
keperawatan:
Gangguan alam perasaan : sedih
kronis
C. Tujuan
khusus
1. Klien
dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
2. Klien
dapat mempertahankan kontak mata selama wawancara
3. Klien
dapat mengenal masalah yang dihadapi dan dapat mengungkapkan perasaannya.
D. Tindakan
keperawatan
1. BHSP:
salam terapeutik, perkenalkan diri, jelaskan tujuan, lingkungan yang
terapeutik, kontrak yang jelas.
2. Dorong
dan beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya.
3. Dengarkan
ungkapan klien dengan empati
4. Bantu
klien mengidentifikasi perasaannya.
5. Beri
reinforcement positifitas kemampuan klien mengungkapkan perasaannya.
Proses pelaksanaan Tindakan
A. Orientasi
1. Salam
terapeutik. Selamat siang, pak. Apa kabar hari ini ?. masih ingat dengan saya?
Bangus bapak masih ingat.
2. Evaluasi
“bagaimana, pak, apa yang bapak rasakan saat ini?
3. Kontrak
Topic:
sesuai janji, kita akan melanjutkan ngobrol-ngobrol lagi untuk saling mengenal
dan bapak dapak mengungkapkan masalah bapak.
Waktu:
janji kita tadi, kita akan ngobrol-ngobrol jam 11.00 WITA selama 15 menit lagi.
Setuju ?
4. Tempat:
baiknya kita ngobrol dimana pak ?
B.
Kerja
1) Kalau boleh tahu apakah Bapak sedang menghadapi suatu masalah ?
2) Bagaimana hubungan Bapak dengan teman-teman atau keluarga Bapak ?
3) Apa yang biasa Bapak lakukan jika mempunyai masalah ?
4) Apakah Bapak pernah menceritakan tentang masalah yang Bapak hadapi kepadaseseorang
?
5) Waah..bagus, kalau Bapak pernah mencoba menceritakannya.6.Kalau Bapak punya masalah memang sebaiknya Bapak ceritakan kepada orang
yangBapak
percaya, agar beban Bapak sedikit berkurang.’
C.
Terminasi
1.
Evaluasi:
(Subyektif):
Setelah kita
ngobrol 15 menit tadi,
bagaimana perasaan Bapak
?
(Obyektif): Klien mau
menjawab pertanyaan perawat dan tampak gelisah ?
2. Tindak lanjut
Nah...Bapak ini sudah
15 menit jadi kita
cukupkan saja dulu pembicaraan kita.Sekarang Bapak bisa istirahat dulu.
Kalau ada yang mau diceritakan atau ditanyakankepada saya, Bapak bisa sampaikan sekarang. Bagaimana kalau sekarang kitalanjutkan saja
pembicaraannya dengan topic yang lain?.
3. Kontrak
yang akan dating.
Topik:
Sekarang kita lanjutkan ya pak ? kita ngobrol tentang bagaimana caranya
mengendalikan perasaan Bapak.
Waktu:
jam berapa bapak mau ? apakah sesudah makan siang ?
Tempat:
kita ngobrol dimana pak ?
Pertemuan III: TUK III
Proses Keperawatan
A. kondisi
klien: Klien tampak bengong.
B. diagnosa keperawatan:
Gangguan alam perasaan : Sedih Kronis.
C. Tujuan
khusus
1. Klien dapat
membina hubungan saling percaya dengan perawat.
2. Klien dapat mempertahankan kontak mata selama wawancara.
3. Klien mau belajar untuk mengontrol perasaannya.
D. Tindakan keperawatan
1. BHSP: Salam teraupetik,
perkenalkan diri, jelaskan tujuan, lingkungan yang terapeutik, kontak yang
jelas.
2.Dorong dan
beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya.
3.Dengarkan
ungkapan klien dengan empati.
4.Beri
reinforcement positifitas kemampuan klien mengungkapkan perasaannya
5.Beri
masukan-masukan kepada klien untuk belajar dan berusaha mengontrol perasaannya
II. Proses Pelaksanaan Tindakan
A. Orientasi
1. Salam teraupetik, Selamat siang,
Pak. Apa kabar hari ini ?.Masih ingat dengan saya ?. Bagus, Bapak masih ingat.
2. evaluasi “ bagaimana, pak, apa
yang bapak rasakan saat ini ?
3. kontrak
Topic: sesuai janji, kita akan
melanjutkan ngobrol-ngobrol lagi untuk mengontrol perasaan Bapak.
Waktu: janji kita tadi, kita akan
ngobrol-ngobrol jam 11.30 WITA selama 15 menit lagi.
Tempat: baiknya kita ngobrol dimana
pak ?
B. Kerja
1.Apa yang
biasa Bapak lakukan untuk mengontrol perasaan Bapak ?
2.Jika
perasaan Bapak meningkat atau tertekan, cobalah untuk menceritakan perasaanBapak kepada orang yang Bapak
percayai.
3.Bagus sekali
kalau Bapak sudah mau bercerita seperti itu.
C. Terminasi
1. Evaluasi
(Subyektif):
Setelah kita ngobrol 15 menit tadi, bagaimana perasaan Bapak ?
(Obyektif): Klien lebih tenang dari
sebelumnya, klien kooperatif dan maumengikuti saran perawat.
2. Tindak lanjut
Nah...Bapak ini sudah 15 menit jadi
kita cukupkan saja dulu pembicaraan kita.Sekarang Bapak bisa istirahat dulu. Kalau ada yang mau
diceritakan atau ditanyakankepada saya, Bapak bisa sampaikan sekarang. Semoga lekas sembuh ya .
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang
disertai komponen psikologik : rasa susah, murung, sedih, putus asa -dan tidak
bahagia, serta komponen somatik: anoreksia, konstipasi, kulit lembab (rasa
dingin), tekanan darah dan denyut nadi sedikit menurun.
Depresi merupakan gangguan alam perasaan yang berat dan
dimanifestasikan dengan gangguan fungsi social dan fungsi fisik yang hebat,
lama dan menetap pada individu yang bersangkutan.
Depresi disebabkan oleh banyak faktor antara lain : faktor
heriditer dan genetik, faktor konstitusi, faktor kepribadian pramorbid, faktor
fisik, faktor psikobiologi, faktor neurologik, faktor biokimia dalam tubuh,
faktor keseimbangan elektrolit dan sebagainya.
Depresi biasanya dicetuskan oleh trauma fisik seperti penyakit
infeksi, pembedahan, kecelakaan, persalinan dan sebagainya, serta faktor
psikik seperti kehilangan kasih sayang atau harga diri dan akibat kerja keras.
Depresi merupakan reaksi yang normal bila berlangsung dalam
waktu yang pendek dengan adanya faktor pencetus yang jelas, lama dan dalamnya
depresi sesuai dengan faktor pencetusnya. Depresi merupakan gejala psikotik
bila keluhan yang bersangkutan tidak sesuai lagi dengan realitas, tidak dapat
menilai realitas dan tidak dapat dimengerti oleh orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Hawari, D. 2001. Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa
Skizofrenia. Jakarta: EGC
Purwaningsih, dkk. 2009. Asuhan
Keperawatan Jiwa. Jogjakarta : Nuha Medika
Videbeck, Sheila L. 2008. Buku Ajar
Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.
Fauja. 2012. Askep depresi. http://wwwfaujabamuloputra.blogspot.com.
Last update 29 April 2012 pukul 16.12
Anonim. 2011. Konsep
dasar klien dengan depresi. http://thefuturisticlovers.wordpress.com.
Last update 08 Mei 2012 pukul 20.22
Tidak ada komentar:
Posting Komentar